Kamis, 15 Desember 2016

JURNAL SISTEM SYARAF PADA MANUSIA




Identitas

Nama                                      : Puput Ajeng Mei Suri
NPM                                        : 15320033
Prodi                                        : Pendidikan Biologi
Kelas                                       : Biologi A
Mata Kuliah                             : Telaah Biologi SMP
Materi                                      : Sistem Koordinasi dan  Alat Indra Manusia
Dosen Pengampu                   : Dr. Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan                              : Kedua Belas



Pengantar

Assalamualaikum, wr wb.

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,  Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada saya sampai saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal mata kuliah “Telaah Biologi SMP”.

Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-12 yang diampu oleh bapak Dr. Mufahroyin M.Ta dan bapak Agil Lepiyanto ,M.Pd.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan jurnal ini. Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi saya.



Wassalamualaikum wr.wb





Metro, Desember 2016



Penulis







Substansi Kajian

  1. Sistem Saraf
  2. Sistem Indra
    c.    Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra

    Review Pembelajaran
    A.    Sistem Saraf
    Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitusistem saraf pusat (SSP) dansistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh. SST meliputisaraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari), sistem saraf otonom, meliputi sistem saraf simpatisdan sistem saraf parasimpatisdan fungsi regulasi (pengaturan) involunter (tanpa disadari) dansistem saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem pencernaan. Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus, yang disebut neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf.
    Struktur Saraf
    Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial.

a.    Sel Saraf (Neuron)


Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah selyang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.


1.    Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2.    Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

3.    Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

4.    Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5.    Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6.    Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7.    Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

8.    Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.

Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1.    Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2.    Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

3.    Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

b.    Sel Glial


Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

komponen dari sistem saraf yaitu:

·         Impuls yaitu rangsangan/ pesan yang disampaikan melewati suatu senyawa kimia yang ada dalam tubuh kita (asetikolin).

·         Reseptor yaitu struktur yang bisa menerima rangsangan (impuls) yang bisa berupa sel, jaringan/organ, alat gerak, otot.

·         Afektor yaitu yang bisa menanggapi impuls yang yang bisa berupa sel, jaringan/organ, alat gerak, otot.

1.    Pengelompokan gerakan berdasarkan tanggapan impuls dibedakan menjadi 2 yaitu gerak biasa dan gerak refleks.

·         Gerak biasa adalah gerakan yang benar-benar kita sadari gerakannya dan impuls akan diolah oleh otak dan medulla spinalis terlebih dahulu sebelum menjadi suatu gerakan.Proses/ bagan gerak biasa:

impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla spinalis > otak > medulla spinalis > interneuron > neuron motorik > efektor > gerakan.

·         Gerak refleks adalah suatu gerakan yang tanpa kita sadari karena menanggapi rangsangan secara langsung, dengan demikian pada gerak reflek ini tidak diolah oleh otak. Jarak terpendek efektor  dalam menanggapi impuls disebut lengkung refleks.Proses/ bagan gerak refleks:

impuls > reseptor > neuron sensorik > medulla spinalis > interneuron > neuron motorik > efektor > gerakan.



B.   Sistem Indera

Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :

·         Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)

·         Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan 9 statoreseptor)

·         Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)

·         Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)

·          Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :

1)    Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan

2)    Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik

3)    Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik

4)    Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.

a)    Mata

·         Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak.

·         Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya

·          Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.

·         Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak.



b)    Telinga

·         Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran

·         Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

·         Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran

·         Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.

c)    Kulit

·         Kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba

·         Kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri.

d)    Lidah

·         Lidah berfungsi sebagai indera pengecap

·          Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)

·          Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.

e)    Hidung

·         Hidung berfungsi sebagai indera pembau

·         Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.

·          Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab

·         Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.



C.   Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera

Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:

1.    Meningitis

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau  obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

2.    Alzheimer

Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer
berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:

a)    Kemunduran memori/daya ingat.

b)    Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.

c)    Kesulitan bicara dan berbahasa.

d)    Sulit dalam berhitung.

e)    Salah meletakkan benda.



3.    Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.

4.    Tuli

Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf  pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun  tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.

5.    Buta Warna

Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami
penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.

6.    Katarak

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata.Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.

Beberapa gejala umum katarak, antara lain:

1.    Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.

2.    Warna-warna tampak kusam.

3.    Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.

4.    Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.

Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.

7.    Hipermetropi

Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan  dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.

8.    Miopi

Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.

9.    Presbiopi

Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca
pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar  ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.

10.  Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris















Tidak ada komentar:

Posting Komentar