A. Identitas
Nama : Juni Rahayu
NPM : 15320013
Prodi : Pendidikan biologi
Kelas : A
Mata kuliah : Telaah biologi
Dosen
pengampau : Dr. Muhfahroyin M.Ta.
dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : 9 (ke-sembilan)
B. Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Puji syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi saya
sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Jurnal ini merupakan tugas dari mata
kuliah TELAAH BIOLOGI SMP , yang mana dengan tugas ini saya sebagai mahasiswa
dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu.
Jurnal yang berjudul
tentang “Pewarisan Sifat”. Mengenai penjelasan lebih lanjut saya mereview pembelajaran ini dalam bentuk jurnal .
Dengan harapan Jurnal ini dapat bermanfaat, maka saya
sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Jurnal ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian jurnal ini. Saran dan kritik yang membangun dengan
terbuka saya terima untuk meningkatkan kualitas jurnal ini.
Metro,Desember 2016
Penyusun,
Juni Rahayu
C. Subtansi Kajian
Kelas IX, Semester 1
SK : 2. Memahami kelangsungan hidup
makhluk hidup.
KD : 2.2 Mendeskripsikan konsep
pewarisan sifat pada makhluk hidup.
D. Review Pembelajaran
A. Gen
Gen-gen terletak pada
kromosom secara teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan.
Dengan menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang
vertikal dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal
tersebut. Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka secara
simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut
berderetan.
Sekian banyak gen yang
berderet secara teratur pada benang-benang kromosom, masing-masing gen
mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan
aktivitasnya saat embrio, lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya
lagi setelah spesies menjadi dewasa. Mungkin juga suatu gen aktif pada suatu
organ namun tidak aktif pada organ yang lain. Setiap gen menduduki tempat
tertentu dalam kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan
sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu
sifat. Gen dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar
dan resesif (gen yang dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.
Sebagai contoh, pada
tanaman ercis dapat dinyatakan
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
TT= simbol untuk
tanaman berbatang tinggi; tt = simbol untuk tanaman berbatang rendah.
B. Kromosom
Kromosom terdapat di
dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek,
lurus atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang
halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut
dinamakan retikulum kromatin. Retikulum berarti jala yang halus. Kroma berarti
warna, dan tin berarti badan. Definisi Kromosom adalah benang-benang halus yang
berfungsi sebagai pembawa informasi genetis kepada keturunannya.
Kromosom dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang membelah. Dalam sel
yang aktif melakukan metabolisme, kromosom-kromosom memanjang dan tidak tampak.
Namun, menjelang sel mengalami proses pembelahan, kromosom-kromosom tersebut
memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah kita lihat
melalui mikroskop.
a) Jumlah dan tipe kromosom
Setiap organisme
mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang hanya
sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom
berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai hidupnya
dari sebuah sel, yaitu sel telur yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel
sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel telur yang telah dibuahi
sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46 kromosom
(2n).
b) Struktur kromosom
Secara garis besar,
struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer atau kinetokor
adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang spidel yang
berperan menggerakkan kromosom selama proses pembelahan sel. Bagian ini
berbentuk bulat dan tidak mengandung gen. Sentromer disebut juga
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
Lengan atau badan
kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita bentuk spiral
di dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema disebut matriks. Gen
merupakan substansi (bahan dasar) kimia di dalam kromosom yang mengandung
informasi genetik (pembawa sifat). Kromosom
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer
C. Hereditas Menurut Mendel
Mendel telah melakukan
percobaan dengan membastarkan tanaman-tanaman yang mempunyai sifat beda.
Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Alasannya
tanaman tersebut mudah melakukan penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup
atau mudah dipelihara, berumur pendek atau cepat berbuah, dapat terjadi
penyerbukan sendiri, dan terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat yang
mencolok. Sifat-sifat yang mencolok tersebut, misalnya: warna bunga (ungu atau
putih), warna biji (kuning atau hijau), warna buah (hijau atau kuning), bentuk
biji (bulat atau kisut), sifat kulit (halus atau kasar), letak bunga (di ujung
batang atau di ketiak daun), serta ukuran batang (tinggi atau rendah).
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1) Hibrid (hasil persilangan antara dua individu dengan
tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid
mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
2) Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu
timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel
bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan dalam pemindahan
sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3) Mendel merasa bahwa ”faktor-faktor keturunan” itu
mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau pola akan dapat
diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung
bentuk-bentuk yang berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan, untuk mengerti
jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang
terkait dalam pewarisan sifat .
Istilah-istilah
tersebut sebagai berikut.
a.
P = singkatan dari kata Parental, yang berarti induk.
b.
F = singkatan dari kata Filial, yang berarti
keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, dan
seterusnya.
c.
Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita amati
(bentuk, ukuran, warna, golongan darah, dan sebagainya).
d.
Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak dapat
diamati).
e.
Simbol untuk
suatu gen (istilah pengganti untuk “faktor keturunan”) dikemukakan dengan
sebuah huruf yang biasanya merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R
= gen yang menyebabkan warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang menyebabkan
warna putih (alba). Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh karena
itu, diberi simbol dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan
huruf kecil.
f.
Genotipe suatu individu diberi simbol dengan huruf
dobel, karena individu itu umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk
tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g.
Homozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya
terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen (misalnya RR, rr, AA, AABB,
aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h.
Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R = gen
untuk warna bunga merah dan r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk
tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah. R dan r satu sama lain
merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.
D. Persilangan antara Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
Persilangan antara dua
individu dengan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid. Dominasi dapat
terjadi secara penuh atau tidak penuh (kodominan). Masing-masing dominasi ini
menghasilkan bentuk keturunan pertama (F1) yang berbeda. Persilangan monohibrid
akan menghasilkan individu F1 yang seragam, apabila salah satu induk mempunyai
sifat dominan penuh dan induk yang lain bersifat resesif. Apabila dilanjutkan
dengan menyilangkan individu sesama F1, akan menghasilkan keturunan (individu
F2) dengan tiga macam genotipe dan dua macam fenotipe.
Sebaliknya, apabila
salah satu induknya mempunyai sifat dominan tak penuh (intermediate), maka
persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan tiga macam genotipe dan tiga
macam fenotipe.
Contoh persilangan
monohibrid dominan penuh terjadi pada persilangan antara kacang ercis berbunga
merah dengan kacang ercis berbunga putih. Mendel menyilangkan kacang ercis
berbunga merah (MM) dengan kacang ercis berbunga putih (mm) dan dihasilkan
individu F1 yang seragam, yaitu satu macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe
(berbunga merah). Pada waktu F2, dihasilkan tiga macam genotipe dengan
perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25% Mm atau 1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe
dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25% berbunga putih atau merah : putih
= 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang berfenotipe merah dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan
(MM). Persilangan antara kacang ercis berbunga merah dominan dengan kacang
ercis berwarna putih resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Contoh persilangan
monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan antaratanaman bunga pukul empat
berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat berbunga putih. Mendel
menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah (MM) dengan putih (mm)
menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu
macam genotipe (Mm) dan
satu macam fenotipe (berbunga merah muda). Pada individu F2 dihasilkan tiga
macam genotipe dengan perbandingan 25% MM : 50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan
3 macam fenotipe dengan perbandingan 25%
berbunga merah : 50%
berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau merah : merah muda : putih = 1 :
2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe merah dan putih selalu homozigot,
yaitu MM dan mm. Persilangan antara tanaman bunga pukul empat berbunga merah
dominan dengan bunga pukal empat berbunga putih
resesif dapat dibuat
bagan sebagai berikut.
Jika kita perhatikan
kedua contoh persilangan di atas, pada saat pembentukan gamet terjadi pemisahan
gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja.
Misalnya pada tanaman yang bergenotipe Mm, pada saat pembentukan gamet, gen M
memisahkan diri dengan gen m, sehingga gamet yang
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
E. Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat Beda
Persilangan antara dua
individu dengan dua sifat beda disebut juga persilangan dihibrid. Pada
persilangan tersebut Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan biji yang
mempunyai dua sifat beda, yaitu bentuk dan warna biji. Kedua sifat beda
tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut. B = gen yang menentukan biji
bulat.
b=gen yang menentukan biji keriput. K = gen yang
menentukan biji berwarna kuning. k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara kapri (ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1 berupa kapri berbiji bulat warna kuning.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, F2 memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau. Dalam percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100 tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman keriput hijau. Angka-angka tersebut menujukkan suatu perbandingan fenotipe yang mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu, pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat macam pengelompokan dari dua pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid, perhatikan bagan persilangan antara kapri (ercis) biji bulat warna kuning dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1 berupa kapri berbiji bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
Pewarisan sifat pada manusia
1. Albino
Penderita albino mempunyai gangguan pada
pembentukan pigmen melanin, sehingga
rambut dan kulitnya berwarna putih (bule).
Penglihatan penderita albino juga sangat peka terhadap cahaya. Sifat
albino dikendalikan oleh gen resesif a, sedangkan alelnya gen A menentukan
sifat yang normal. Jadi penderita albino mempunyai genotipe aa, sedangkan
orang yang normal mempunyai fenotipe AA atau Aa.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino, sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin, melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino, sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin, melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar.
2. Sifat Pengecap PTC
Suatu bahan kimia sintetis phenyl thiocarbamida (PTC)
dapat digunakan untuk menyelidiki apakah orang dapat merasakan rasa
pahit atau tidak. Orang yang dapat mengecap rasa pahitnya PTC disebut
pengecap (taster), sedang yang tidak merasakan pahitnya PTC disebut buta
kecap (nontaster). Kemampuan untuk merasakan rasa pahit ditentukan oleh
gen dominan T, sehingga seorang pengecap dapat mempunyai genotipe TT
atau Tt. Alelnya resesif t menyebabkan orang tidak merasakan pahitnya
PTC. Jadi orang yang buta kecap memiliki genotipe tt.
3. Kencing Manis (Diabetes Melitus)
Pada bab 1 kamu telah mempelajari kencing manis
sebagai kelainan pada sistem ekskresi ginjal. Kencing manis atau
sakit gula adalah suatu penyakit metabolisme pada tubuh manusia
yang disebabkan karena pankreas kurang menghasilkan
insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah tinggi sekali dan
sebagian dibuang melalui air kencing. Penyakit kencing manis
dapat membahayakan jiwa penderitanya, misalnya dapat
mengakibatkan luka sukar disembuhkan.
Dahulu penyakit ini diduga disebabkan oleh pola
makanan yang tidak teratur, tidur tidak teratur, dan gaya hidup.
Namun penyelidikan lebih lanjut diketahui bahwa kencing
manis disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dari pankreas.
Sifat ini ditentukan oleh gen resesif d. Jika seseorang pada suatu waktu diketahui
menderita diabetes, sedangkan kedua orang tuanya normal, maka dapat
dipastikan bahwa kedua orang tua itu heterozigotik.
5. Kelainan Bawaan pada Manusia Bersifat Menurun
Beberapa kelainan pada manusia diturunkan
melalui autosom atau kromosom seks baik bersifat dominan
ataupun resesif. Kelainan yang diwariskan melalui kromosom seks
antara lain buta warna dan hemofili. Kedua kelainan ini
diwariskan melalui kromosom X. Sedangkan penyakit keturunan
yang diwariskan melalui autosom dominan antara lain jari pendek (brakhidaktili),
jari bergabung (sindaktilli), dan jari lebih dari lima (polidaktili).
a. Buta Warna
Gen buta warna terpaut pada kromosom X dan bersifat
resesif (c). Gen normal (C) bersifat dominan terhadap gen buta warna
(c). Gen buta warna akan berpengaruh dan menyebabkan buta warna ketika
tidak bersama dengan gen normal (C). Maka kemungkinan genotipe yang dapat
terjadi sebagai berikut.
XcY : pria buta warna
XCY : pria normal
XCXC : wanita normal
XCXc : wanita pembawa sifat
buta warna (karier)
XcXc : wanita buta warna
b. Hemofili
Hemofili ialah penyakit keturunan pada manusia
yang menyebabkan darah sukar membeku ketika terjadi luka. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya faktor pembeku darah. Hemofili diwariskan
melalui kromosom X dengan gen penyebab hemofili yang bersifat resesif. Gen
hemofili (h) bersifat resesif terhadap gen normal (H). Gen H dan gen
h tersebut terpaut pada kromosom X, bukan kromosom Y. Hemofili akan
muncul jika gen h tidak bersama gen H. Sehingga pria yang menderita
hemofili akan memiliki kromosom seks dengan genotipe XhY.
Wanita hemofili tidak dijumpai karena bersifat letal (mati dalam
kandungan). Genotipe yang mungkin terjadi ialah sebagai berikut.
XHY : pria normal
XhY : pria hemofili
XHXH : wanita normal
XHXh : wanita pembawa
sifat hemofili (karier hemofili)
XhXh : wanita
hemofili (bersifat letal/mati)
c. Jari Lebih (Polidaktili)
Polidaktili ditentukan oleh gen dominan P, sedang
alelnya resesif p menentukan jari normal. Penderita
polidaktili mempunyai jari tangan atau jari kaki (atau jari tangan
dan kaki) lebih dari 5
E.
Kesimpulan
Gregor Johnn Mendel,
merupakan orang yang pertama kali mempelajari, mengamati
serta melakukan percobaan tentang pewarisan sifat, dengan
menggunakan tanaman kacang ercis ( Pisum sativum).Dari percobaan
tersebut dihasilkanlah hukum-hukum mendel yang merupakan dasar didalam
mempelajari tentang pewarisan sifat, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Pewarisan sifat pada
manusia diwariskan melalui kromosom autosomal dan gonosom. Baik secara dominan
maupun resesif, homozigot maupun heterozigot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar