Jumat, 23 Desember 2016

JURNAL BIOTEKNOLOGI



Identitas
Nama                                      : Puput Ajeng Mei Suri
NPM                                        : 15320033
Prodi                                        : Pendidikan Biologi
Kelas                                       : Biologi A
Mata Kuliah                             : Telaah Biologi SMP
Materi                                      : Bioteknologi
Dosen Pengampu                   : Dr. Mufahroyin M.Ta dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan                              : Kelima Belas

Pengantar
Assalamualaikum, wr wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,  Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada saya sampai saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal mata kuliah “Telaah Biologi SMP”.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke-15 yang diampu oleh bapak Dr. Mufahroyin M.Ta dan bapak Agil Lepiyanto ,M.Pd.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan jurnal ini. Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi saya.

Wassalamualaikum wr.wb


Metro, Desember  2016

Penulis




Substansi Kajian
a.    Penerapan Bioteknologi Sederhana
b.    Dampak Negatif Bioteknologi
c.    Usaha Mengatasi Dampak Penerapan Bioteknologi

Review Pembelajaran

a.    Penerapan Bioteknologi Sederhana
Penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan.

v  Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu
1.    Yogurt.
Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu oleh bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus. Susu yang biasa digunakan adalah susu hewan yang terlebih dahulu dipasteurisasi.
2.    Keju.
Keju merupakan contoh penerapan bioteknologi konvensional yang dilakukan melalui metode pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan semenjak zaman Romai dan Yunani kuno. Keju dibuat dengan menambahkan bakteri asam laktat pada susu. Bakteri asam laktat tersebut misalnya Pripioni bacterium (untuk keju keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak), dan Penicilium camemberti (untuk keju keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yang dapat mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang padat dan menggumpal.
3.    Mentega.
Mentega contoh produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dari fermentasi krim susu menggunakan bakteri Streptococcus lactis. Bakteri ini dapat memisahkan tetesan mentega yang berlemak dengan cairan yang terkandung di dalamnya.

v  Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Pangan
1.    Tapai atau tape
Dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong menggunakan jamur Saccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah glukosa pada bahan menjadi asam asetat, energi, alkohol dan karbondioksida.
2.    Tempe dan oncom
Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai menggunakan bantuan jamur Rhizopus sp. yang dapat merubah protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino, oncom hitam dibuat dari fermentasi ampas tahu menggunakan jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam dibuat dari fermentasi bungkil kacang tanah menggunakan jamur Rhizopus oligosporus.
3.    Roti
Roti terbuat dari bahan utama berupa tepung terigu. Agar adonan roti dapat mengembang, para pembuatnya biasanya akan menambahkan ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae. Selain membuat adonan roti lebih mengembang, penambahan mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti menjadi lebih lembut dan tidak bantat.
4.    Kecap dan tauco
Kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan dengan jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yang ditambai bakteri Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia.
5.    Minuman berakohol Anggur, wine, rum, sake
adalah beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yang menggunakan lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari ketan atau bahan berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa menggunakan bantuan jamur Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan bantuan jamur Saccharomyces.

v  Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Lainnya
1.    Biogas
Biogas merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi yang dihasilkan melalui fermentasi kotoran ternak dan bahan organik lainnya. Melalui fermentasi ini, bahan-bahan tersebut diubah menjadi metana yang dapat berfungsi sebagai penghasil energi yang mirip gas LPG.
2.    Pengolahan Limbah
Sebelum dibuang ke perairan, limbah industri mengalami serangkaian proses pengolahan untuk menurunkan tingkat pencemarannya. Pengolahan limbah dewasa ini dilakukan menggunakan bantuan mikroba pengolah limbah, misalnya Methanobacterium. Bakteri tersebut menguraikan limbah organik menjadi karbondioksida, metana, dan hidrogen.
3.    Obat-obatan
Contoh bioteknologi konvensional dapat pula ditemukan dalam produksi obat-obatan. Jamur Penicillium sp. digunakan sebagai antibiotik penisilin, antibiotik yang perannya sangat penting di dunia kesehatan untuk mengobati penyakit-penyakit akibat infeksi patogen.


b.    Dampak Negatif Bioteknologi
1.            Terjadinya pencemaran biologis yang berupa penyebaran tak terkendali dari organisme transgenik.
2.            Kerusakan tatanan sosial di masyarakat misalnya saat kloning pada manusia tak terkendali lagi.
3.            Munculnya penyakit-penyakit baru maupun kerentanan terhadap penyakit tertentu akibat pemanfaatan produk-produk transgenik.
4.            Gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi.
5.             Tersingkirnya berbagai plasma nutfah alami / lokal. Flora dan fauna lokal "terdesak" oleh kehadiran flora dan fauna transgenik.
6.             Menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
7.            Timbulnya reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman / hewan transgenik.


c.    Usaha Mengatasi Dampak Penerapan Bioteknologi
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi/mengatasi akibat buruk penggunaan bioteknologi antara lain:
1. Penanganan limbah tempe, yang secara sederhana dapat dilakukan dengan cara:
a. Menampung dan menyaring limbah/air limbah tempe ke dalam sebuah bak. Kemudian bak ditutup agar tidak menimbulkan bau.
b. Kemudian, mengalirkan air limbah yang sudah disaring ke bak pengumpul. Pada bakini, air limbah yang berasal dari beberapa kali proses pembuatan tempe akan bercampur secara merata dan seragam.
c. Terakhir, mengalirkan air limbah yang berasal dari bak penampung, ke bak kedap udara dan selanjutnya diendapkan selama 20 hari. Didalam bak kedap udara, benda-benda (polutan) berat yang dapat membahayakan lingkungan diuraikan oleh mikroorganisme secara alami sehingga menjadi tidak berbahaya.
2. Untuk minuman beralkohol dikenai cukai atau pajak yang tinggi sehingga harganya mahal. Akibatnya tidak sembarang orang dapat mengonsumsi.Selain itu juga secara rutin diadakan penyitaan dan pemusnahan minum-minuman keras terutama yang berkadar alkohol tinggi.
3. Di beberapa negara untuk mengurangi kecelakaan, pengemudi mobil di tes kadar alkohol dalam darahnya.

Kesimpulan
            Penerapan bioteknologi sederhana tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan.Pada pengolahan produk susu seperti yogurt dan mentega. Dalam bidang pangan tape, tempe, oncom dan roti. Dalam bidang non-pangan seperti biogas dan obat-obatan. Dalam penerapan bioteknologi terdapat dampak negatif yaitu munculnya penyakit baru, gangguan keseimbangan ekosistem, timbulnya alergipada manusia dan sebagainya. usaha dalam mengatasi dampak negatif adalah menampung dan menyaring limbah, tidak membuang limbah secara langsung ke lingkungan, seta mengalirkan limbah ke bak penampungan sebelum dibuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar