Nama
: Puput Ajeng Mei Suri
NPM
: 15320043
Prodi/Kelas :
Pendidikan Biologi/A
Semester
: 3
Kata Pengantar
Assalmu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur
atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan jurnal belajar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Telaah Biologi SMP yang diampu Dr.
Muhfahroyin, S. Pd. , M. T. A. dan Agil Lepiyanto, S. Pd., M. Pd. .
Jurnal ini
berisi materi yang telah disampaikan kelompok 5
tentang sistem ekskresi pada hewan dan manusia beserta gangguannya. Penulis menyadari bahwa jurnal belajar ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan jurnal belajar ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua. Semoga jurnal belajar ini
mampu menambah ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha penulis. Amin.
Wassalmu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Metro,
22 November 2016
Puput Ajeng Mei Suri
Substansi Kajian
Adapun
substansi kajian yang disampaikan yaitu:
A.
SK KD
B. Sistem
Ekskresi Pada Hewan Avertebrta
C. Sistem
Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
D. Sistem
Ekskresi Pada Manusia
E.
Gangguan Pada Sistem Ekskresi
A. STANDAR
KOMPETENSI :
Siswa mampu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
salingtemas.
KOMPETENSI DASAR :
Siswa mampu Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada
manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga).
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil
metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme
dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada pada hewan
invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi. sedangkan alat
pengeluaran pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru,
kulit, dan hati,
B.
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan
sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang
berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata
memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara
invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan
sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan
belalang.
a.
Sistem Ekskresi pada Protozoa
Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran
khusus sehingga zat sisa metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut
(vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi dan osmosis contohnya
pada amuba dan Paramaecium.
b. Sistem
Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang
disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung
dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel
api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang
gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke
dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air
ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran
bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan
tubuh (nefridiofora). Air
dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini. Sebagian besar sisa nitrogen tidak
masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan
dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari
sel ke air.
c.
Sistem Ekskresi pada Anelida
dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium
yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang
merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa
corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan
terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh
(pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong
(nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen
berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar
seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh
melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.
Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia
dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan
yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel
tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan
disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan
kadang diekskresikan keluar. Metanefridium
berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi
yang berguna ke sistem sirkulasi.Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah
mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan
zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di
dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya
di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
d. Alat
Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh
Malpighi,yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada
vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih
kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping
pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti
paru-paru pada vertebrata. Belalang tidak dapat
mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya.
Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus
belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat
bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya
secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus,
dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat
anus bersama dengan feses. Sistem ekskresi pada manusia
dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati.
Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.
C. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN VERTEBRATA
a. Sistem ekskresi pada ikan
Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal
dan suatu lubang pengeluaran yang disebuturogenital.Lubang
urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin
yang berada tepat dibelakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah
glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut
memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme
berjalan lambat. Mekanisme eksresi ikan air
tawar berbeda dengan ikan air laut. Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan
aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam
jumlah besar. Sebalknya pada air laut mengeksresksikan sampah nitrogen berupa
trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan
urine sedikit.
b. Sistem ekskresi pada amfibi
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal,
paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki
perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan
ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu
alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
c. Sistem ekskresi pada reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal,
paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk
mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil
metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah
padat berwarna putih.
d.Sistem ekskresi pada Aves ( Burung )
Alat pengeluaran pada burung berupa pari-pari,
hati, ginjal, dan kulit.aluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan
bermuara pada sebuha lubang yang disebut kloaka. Burung menghasilkan kelenjar
minyak yang terdapat pada ujung ekornya. kelenjar ini menghasilkan minyak untuk
membasahi bulu-bulunya
e.
Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama
dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan
oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai
permukaan ber spon (spongy
texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan
per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru
manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang
tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan
karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar
melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan
udara yang dikenali sebagairongga
pleural yang
berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam
berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup
menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga
boleh mengembang dan mengucup sedikit. Ini menyebabkan udara tetarik
ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyaialveolus di ujung yaitu karung kecil
dikelilingi olehkapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana
oksigen akan di angkut melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru
melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke
jantung melalui salur pulmonari
D.Sistem ekskresi pada Manusia
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi
yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme
merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air
(H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh
dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat
pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka
dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di
jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari
jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya,
H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru
karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh
plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh
Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).
2. Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang
terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan.
Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati
terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Hati disebut juga sebagai alat
ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati
menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga
berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah
mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses
menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya
diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol
maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan
darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
a. Menghasilkan
empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
b. Menetralkan
racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
c. Mengubah
zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula
d. Membentuk
protein tertentu dan merombaknya
e. Tempat
untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin
f. Tempat
pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah
g. Zat
warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung
dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya.
Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di
dalam urin.
3. Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita
terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan
benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh
yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.Kulit
berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme.
Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar
keringat dalam mengeluarkan keringat. Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu:
epidermis dan dermis.
a. Epidermis
(lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
1). stratum korneum berupa zat
tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
2). stratum lusidum
3). stratum granulosum yang
mengandung pigmen
4). stratum germinativum ialah
lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.
b. Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut
saraf, serta otot penegak rambut. Kelenjar
keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya
yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di
permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap. Proses Pembentukan
Keringat. Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan
banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh
tetap normal.
4. Ginjal.
Di dalam tubuh kita ada sepasang ginjal,
terletak disebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut,
letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena di atas ginjal
kanan terdapat hati yang banyak mengambil ruang. Bentuknya seperti kacang
merah, berjumlah sepasang
1.
Struktur Ginjal
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. Korteks
(bagian luar) berwarna gelap.
b. Medulla
(sumsum ginjal) berwarna pucat.
c. Pelvis
renalis (rongga ginjal), bermuara ke ureter, kandung kemih (vesika urinaria),
kemudian ke uretra. Bagian korteks ginjal
mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal
menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron
terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan
Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang
berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus
berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus
proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat
banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses
pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi
(penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam
glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar
(protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di
dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang
tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi
(penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine
primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus
(urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi yang dapat bersifat racun bagi
tubuh.
3. Ekskesi
(pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan
zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan
sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak
terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus
kolektifus ke pelvis renalis. Dari
kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika
urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
C. Gangguan pada sistem ekskresi,
antara lain :
- Kelainan pada Paru paru
·
Asma atau sesak nafas, yaitu
kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya
disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
·
Kanker Paru-Paru, yaitu
gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah
terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi
ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
·
Emphysema, adalah penyakit
pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
Upaya
menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan
menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
1). Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi secara teratur
2). Berolah raga dengan teratur
3). Istirahat minimal 6 jam per hari
4). Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan
narkoba
5). Hindari Stress
1.
Kelainan pada Hati
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di
masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit kuning . Disebut
demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu
beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang
dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit
hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah
cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
a.
Hepatitis A yang disebabkan
oleh Virus Hepatitis A (VHA)
b.
Hepatitis B yang disebabkan
oleh Virus Hepatitis B (VHB)
c.
Hepatitis C yang disebabkan
oleh Virus Hepatitis C (VHC)
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah
dengan:
1). Pemberian vaksinasi
2). Makan makanan yang sehat
3). Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4). Berolahraga dengan teratur
5). Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6). Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)
2.
Kelainan pada Kulit
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh
para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:
a.
Komedo
b.
Jerawat biasa
c.
Cystic Acne (Jerawat
Batu/Jerawat Jagung)
Banyak jenis obat dan perawatan
yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah
menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu
antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.
3.
Kelainan pada Ginjal
Kelainan pada Ginjal Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya
adalah
a.
Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal
dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring
dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme. Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:
1). Makan makanan berlemak
2). Kolesterol dalam darah yang tinggi
3). Kurang berolahraga
4). Merokok, dan
5). Minum minuman beralkohol.
Mengatasi Gagal Ginjal Kemajuan ilmu pengetahuan,
memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal
dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada
dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah .
Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi:
a. HD
(Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
b. PD
(Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut
c.
Batu Ginjal Urine banyak mengandung mineral
dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu.
Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineral-mineral tersebut
dapat mengendap dan membentuk batu ginjal. Batu ginjal merupakan kristal yang
terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan
berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu
tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih
manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak
bisa keluar. Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.
Kesimpulan
Ekskresi adalah
proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh
organisme. Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: kulit,
paru-paru, hati, dan ginjal. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi
mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat
diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Pada umumnya sistem ekskresi
berfungsi sebagai proses pembuangan limbah yang tidak berguna dan beracun dari
dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh, mempertahankan
temperatur tubuh dalam batasan yang normal, homeostatis.
Gangguan pada
sistem ekskresi terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal seperti gangguan metabolik dan faktor eksternal seperti pola diet
setiap hari. Hal tersebut karena sistem ekskresi berhubungan dengan pengolahan
metabolisme pada tubuh manusia. Sistem ekskresi pada hewan berbeda-beda sesuai
dengan jenisnya. Sistem ekskresi pada ikan berupa ginjal yang bertipe opistonefros sedangkan sitem ekskresi pada serangga
atau insekta seperti belalang berupa pembuluh Malpighi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar