Nama
: Hafis M Kaunang Ataji
NPM
: 15320043
Prodi/Kelas : Pendidikan
Biologi/B
Semester
: 3
Kata Pengantar
Assalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
jurnal belajar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Biologi SMP yang diampu Dr. Muhfahroyin, S. Pd. , M. T. A. dan
Agil Lepiyanto, S. Pd., M. Pd. .
Jurnal ini berisi materi yang telah disampaikan
kelompok 7 pada pertemuan ke-9 tentang ”Sistem Eksresi pada Manusia”. Penulis menyadari
bahwa jurnal belajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan jurnal belajar ini.
Akhir kata, penulis
sampaikan terimakasih kepada semua. Semoga jurnal belajar ini mampu menambah
ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
penulis. Amin.
Wassalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Metro,19
November 2016
Penulis
Substansi Kajian
Adapun substansi kajiannya yaitu:
A.
Sistem eksresi pada manusia
1.
Kulit
2.
Paru-paru
3.
Ginjal
4.
Hati
B.
Gangguan sistem
ekskresi pada manusia.
Review Pembelajaran
Standar
Kompetensi
1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan.
Kompetensi
Dasar
1.1
Mendeskripsikan sistem
ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
A. Sistem Ekskresi pada
Manusia
Ekskresi adalah
proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh.
Alat ekskresi pada sistem ekskresi manusia yaitu kulit, paru-paru, ginjal, dan
hati.
Gambar Alat Eksresi pada Manusia
(Sumber:
http://kumpulanmateriipafisikamatematikasmp.blogspot.co.id/)
1. Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh
permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya
beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan
tanduk (Stratum korneum), lapisan granula (Stratum granulosum),
dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (Stratum korneum)
berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan
terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan
digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi
sel-sel yang ada di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah
lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan
mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan
ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit
dari sengatan sinar matahari.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan
sel. Lapisan atas (Stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel
ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk
sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum
basal).
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di
dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (Glandula
sudorifera), kelenjar minyak (Glandula sebassea), dan kantung
rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas
ujung saraf peraba dingin (Korpuskula krausse), peraba tekanan (Korpuskula
paccini), peraba panas (Korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (Korpuskula
meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut
sebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian
bawah kantung rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari
makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut
terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut
berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang
dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung,
dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air,
larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat
melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori
kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin),
aktivitas, makanan, atau minuman.
c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak
(adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan
makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Disamping berfungsi sebagai
alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya
kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak
berlebihan.
2. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi
sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon
dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi,
tugas paru-paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan
menjadi racun.
3. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah dan
terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah
keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian
kanan.Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni
(urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun
atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga
ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang
berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu
juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran
panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun
atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian
pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul
Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah
medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian
lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke
atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke
bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal.
Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam
kantong kemih.
Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan
(augmentasi).
1. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme
masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan
tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran
glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut
berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan
(filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat
glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air,
glukosa, asam amino, dan garam mineral.
2. Penyerapan Kembali
(Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal.
Hampir semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat
yang masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang
terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat
tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam,
urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti
asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke
dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin
sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin.
Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari
rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
4. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong
kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga
timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran
kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan
pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita
tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui
urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas,
badan kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan
terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral,
dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna
empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu
berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau
kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat
warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning
coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang
berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya
masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan
urin.
B. Gangguan Sistem
Eksresi pada Manusia
1. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin.
Anuria bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau
radang glomerulus, sehingga plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus.
Kurangnya tekanan hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi)
arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak
dialirkan ke ginjal.
2. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan pada badan malphigi.
3. Albuminaria
Albuminaria adalah ditemukannya protein albumin dalam
urin. Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan
permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada
membran glomerulus sebagai akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi
sel-sel ginjal oleh zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.
4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut
hematuria. Penyebab hematuria adalah radang organ-organ sistem urin karena
penyakit atau iritasi oleh batu ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin,
kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urin yang mengalami pendarahan.
5. Bilirubinaria
Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal
disebut bilirubinaria. Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin
dalam darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau
kerusakan empedu.
6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering
ditemukan di dalam saluran ginjal, pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini
umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang
bisa ditemukan batu ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama batu ginjal
adalah kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah
dengan kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan
mukoprotein. Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi
garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan
akeasamaan urin yang abnormal, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang
berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa menyumbat ureter, menimbulkan tukak,
dan meningkatkan kemngkinan infeksi bakteri.
7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan
glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun
yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi
bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan
sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung
banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban
gagal ginjal.
8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula,
dan korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis
ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan
kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.
9. Kistitis
Kistitis adalah radang kantung kemih yang melibatkan
lapisan mukosa dan submukosa. kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri,
zat-zat kimia, atau luka mekanis.
10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran
glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari
darah menuju urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan
pembengkakan (oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata.
Nefrosis lebih umum terjadi pada anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia.
Meskipun tidak selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti
cortison dan prednison, yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal,
dapat menekan terjadinya nefrosis.
11. Polisistik
Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran
ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang
saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul
kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini
perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal
ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun
ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan
pemasukan cairan.
12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu
fungsi ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya
jaringan ginjal karena tumor. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua
nefron sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan
urea dalam darah. Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2
minggu.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa ekskresi adalah
proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh.
Alat ekskresi pada sistem ekskresi manusia yaitu kulit, paru-paru, ginjal, dan
hati. Kulit mengekresikan keringat, paru-paru mengeksresika karbon dioksida dan
uap air, ginjal mengeksresikan urine, serta hati mengeksresikan empedu.
Gangguan pada
sistem eksresi pada manusia antara lain anuria, glikosuria, albuminaria,
hematuria, bilirubrinaria, batu ginjal, gagal ginjal, nefritis glomerulus,
polisistik, kistitis, nefrosis, dan pielonefritis.