Selasa, 03 Januari 2017

Jurnal Kelangsungan hidup organisme 15320019



Jurnal Kelangsungan hidup organisme 15320019



A.    Identitas
Nama                           :  Rini Lestari
NPM                           :  15320019
Prodi                           :  Pendidikan biologi
Kelas                           :  A
Mata kuliah                 :  Telaah biologi
Dosen pengampau       :  Dr. Muhfahroyin M.Ta. dan Agil  Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan                        :  8

B.     Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
jurnal ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Kelangsungan hidup organisme", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Jurnal ini di susun oleh penyusun dengan baik. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya jurnal ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Muhfahroyin M.Ta. dan Agil  Lepiyanto ,M.Pd yang telah membimbing dalam penyusunnan jurnal ini .
Semoga jurnal ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun,


 Rini Lestari

C. Subtansi Kajian

SK : 2.  Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.
KD : 2.1   Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan perkembangbiakan.

D. Review Pembelajaran
A.      Pengertian adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap hidup dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi pada makhluk hidup ada 3 macam yakni adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku.
1.              Adaptasi  morfologi
adapatasi morfologi adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati, sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.
Contoh adaptasi morfologi pada hewan
1). Bentuk kaki atau cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan
menjadi tipe perenang, pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkeram.
Burung dengan tipe kaki perenang yakni buung yang memiliki selaput diantara jari-jari kakinya, contohnya: bebek/itik, mentok
Burung dengan tipe kaki pemanjat memiliki 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang, contohnya: burung pelatuk, burung kutilang
Burung bertipe kaki petengger memiliki empat jari dan ukurannya kecil, contohnya: kaki burung gelatik, burung pipi.
Burung dengan tipe kaki pejalan memiliki kaki yang panjang dan tegak, contohnya: kaki ayam, burung unta
Burung bertipe kaki pencengkeram memiliki kaki pendek dan kekar serta berkuku runcing, contohnya : burung elang, rajawali, dan burung hantu
2). Bentuk paruh yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi
tipe pemakan biji, pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.
Burung tipe pemakan biji memiliki paruh pendek dan kuat, 
contohnya : paruh burung pipit, burung gereja, parkit/emprit, merpati/dara, manyar, peking, perkutut, deruk
Burung tipe pemakan daging memiliki paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya, contohnya: paruh burung elang, burung hantu, gagak
Burung tipe pemakan ikan memiliki paruh burung berkantong,contohnya: paruh burung pelikan. Ada juga burung tipe pemakan ikan, udang, cacing yang memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya : paruh burung pelikan, bangau, pecuk, flamingo, burung raja udang/burung cucuk urang/paruh udang
Burung tipe pengisap madu memiliki memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya : burung kolibri, burung cucak kombo
3). Berdasarkan jenis makanannya atau cara serangga memperoleh
makanannya, bentuk mulut serangga dapat dibedakan menjadi mulut 5 tipe yakni tipe mulut serangga penggigit, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat, dan penyerap.
2.              Adaptasi  fisiologi
Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ tubuh terhadap lingkungannya. Contoh adaptasi fisiologi pada hewan
Hewan ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput-rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna. Kucing, apabila hewan ini berteduh kadar metabolisme badan kucing tersebut akan direndahkan supaya kadar kehilangan air di dalam badan berkurang. Musang juga beradaptasi dengan cara menyemburkan cairan untuk mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bau yang dimiliki oleh musang tersebut membuat musuh tidak kuat dan pergi karena baunya. Ikan yang hidup di laut lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air laut lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menyebabkan cairan tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung. Hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
3.              Adaptasi  tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku. Contoh adaptasi tingkah laku pada hewan sebenarnya adaptasi tingkah laku pada hewan banyak contohnya, namun di bawah ini hanya 10 contoh adaptasi tingkah laku pada hewan : Kerbau berkubang di lumpur. Dengan berkubang di lumpur maka tubuh kerbau akan tertutup oleh lumpur sehingga mengurangi rasa panas dari sengatan terik matahari. Gajah menyemprotkan dengan belalainya ke seluruh tubuh dengan tujuan mengurangi  panas matahari . Ikan paus yang muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen sambil memancarkan air yang meruapakan uap air jenuh. Hal ini dilakukan oleh ikan paus sekitar setiap 30 menit sekali. Bunglon mengubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi ( mimikri ) Cecak memutuskan ekornya untuk mengelabui musuhnya ( autotomi ). Semut selalu mendekatkan kepalanya ke kepala semut lainnya apabila berpapasan. Hal ini dilakukan oleh semut untuk mengenali atau berkomunikasi Ayam jantan berkokok di pagi hari sebagai petanda hari sudah pagi . Cumi-cumi mengeluarkan tinta hitam saat ada bahaya yang mengancamnya. Ikan buntal mengembangkan badannya ketika merasa terancam oleh musuh, Trenggiling akan menggulungkan tubuhnya seperti bola jika terancam
B. Seleksi alam
Kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1)      Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
A.    Suhu lingkungan
Daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat.
Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
B.     Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
C.     Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2)      Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang. Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan makanan. Sedangkan dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh makanan yang cukup.
Di indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
A.    Perkembangbiakan makhluk hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena  kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah.  Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (refflesia arnoldi), anggrek bulan ambon, kemang, kepuh, kayu ulin kalimantan,  kemenyan, dan gaharu dilindungi oleh negara.


E.     Kesimpulan
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap hidup dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Ada tiga cara makhluk hidup melakukan adaptasi, yaitu adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku, dan bentuk tubuh yang adaptif.
Seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar